Israel Nyatakan Presiden Trump Adalah Teman Sejatinya
Pemerintah dan sejumlah figur politik di Israel kini menagih
janji presiden AS terpilih,
Donald Trump, untuk segera memenuhi janjinya
mengembalikan kebijakan AS atas negara itu.
Salah satunya adalah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota
Israel dan memindahkan
Kedubes AS dari Tel Aviv.
Permintaan itu datang setelah penasihat Trump untuk Israel
dan Timur Tengah, David Friedman mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa Trump
akan mewujudkan janjinya.
"Itu adalah janji kampanye dan kami punya keinginan
untuk mewujudkannya. Kita akan melihat adanya perbedaan hubungan antara AS dan
Israel dengan perspektif baru," kata Friedman seperti dikutip dari The
Guardian, Kamis (10/11/2016).
Tokoh politik lain termasuk menteri pendidikan berhaluan
kanan yang kontroversial, Naftali Bennett menyarankan Trump agar memberikan
sinyal berakhirnya solusi dua negara dan aspirasi bagi Palestina.
"Kemenangan Trump adalah kesempatan bagi Israel untuk
segera menarik kembali gagasan sebuah negara Palestina di tengah negara, yang
akan merugikan keamanan kita," kata Bennett. "Ini adalah posisi
presiden terpilih ... Era negara Palestina berakhir."
Kampanye pemilu AS telah diawasi ketat di Israel, tidak
sedikit janji Trump untuk kesepakatan nuklir Iran yang disusun oleh Barack
Obama dan ditentang keras oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Memang, selama kampanye Trump mengkritik kesepakatan Iran,
menggambarkannya sebagai "kesepakatan terbodoh sepanjang masa" dan ia
bersumpah untuk merobeknya.
Selama kampanye, Trump juga berjanji untuk menjadi
"teman terdekat" Israel. Trump telah mengindikasikan bahwa ia akan
mengambil pendekatan yang berbeda untuk penyelesaian pembangunan Israel di
wilayah-wilayah pendudukan yang selama ini dikutuk oleh pemerintah AS.
Namun, meskipun banyak sayap menyambut pemilihan Trump,
komentator lainnya di Israel ternyata tidak nyaman atas persepsi bahwa
Trump--atau anggota setidaknya tim kampanyenya--bertanggung jawab untuk pesan
tersembunyi antisemitisme.
Terpilihnya Trump cepat disambut oleh Netanyahu. Namun
Perdana Menteri Israel menjauhi isu-isu kontroversial. Dia hanya memberi ucapan
selamat Trump dan menyebutnya "teman sejati" Israel. Sementara Trump
berjanji untuk bekerja sama dalam hal keamanan dan perdamaian di kawasan itu.
Netanyahu kemudian merilis sebuah video di situs berbagi
video, menyambut penunjukan Trump.
"Presiden terpilih Trump adalah teman sejati negara
Israel," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan. "Kami akan bekerja
sama untuk memajukan keamanan, stabilitas dan perdamaian di wilayah kami.
Hubungan yang kuat antara Amerika Serikat dan Israel didasarkan pada
nilai-nilai bersama, kepentingan bersama dan tujuan bersama.
"Saya yakin bahwa presiden terpilih Trump dan saya akan
terus memperkuat aliansi yang unik antara Israel dan Amerika Serikat, dan
membawanya ke ketinggian baru," katanya.
Setelah percakapan telepon antara Netanyahu dan Trump
kemudian, terungkap bahwa Trump telah mengundang Perdana Menteri Israel ke AS.
"Presiden terpilih Trump mengundang Perdana Menteri
Netanyahu untuk suatu pertemuan di Amerika Serikat pada kesempatan pertama,"
kata sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu.