Hilangnya Situs – Situs Peninggalan nabi Muhammad SAW
Crane yang diketahui milik keluarga Osama bin Laden adalah
salah satu dari mega proyek perluasan Masjidil Haram.
Kiranya, perluasan komplek suci itu merupakan upaya
pemerintah Saudi Arabia agar bisa menampung lebih banyak jemaah haji. Namun,
Irfan al-Alawi dari Islamic Heritage Foundation, menepis 'perhitungan'
pemerintahnya.
"Jalanlah Anda sekitar 3 kilometer keluar dari Masjidil
Haram. Di sana terdapat gurun luas, tanah dan ruang yang cukup untuk membangun
gedung pencakar langit sesukanya," tutur al-Alawi seperti dikutip dari
BBC. "Janganlah membangun di kawasan Masjidil Haram!" ujarnya geram.
Mega proyek perluasan mesjid ini dimulai pada 2011 oleh
almarhum Raja Abdullah. Lalu pada 2015, Raja Salman bin Abdulaziz menambah lima
proyek konstruksi sebagai bagian dari perluasan masjid.
Akibat perluasan ini, pada tahun 2013, kuota jemaah haji
asal Indonesia dikurangi hingga 20 persen. Ini berarti sekitar 40 ribu jemaah
tidak bisa berangkat haji pada tahun itu.
Salah satu tujuan perluasan, menurut kantor berita Arab
Saudi, SPA, adalah untuk menampung 1,6 juta jemaah.
Luas proyek itu mencapai 1,47 juta meter persegi termasuk pembangunan
78 gerbang baru yang digarap oleh Bin Laden Grup. Sejumlah media Arab Saudi
memperkirakan nilai mega proyek itu mencapai US$ 26,6 miliar.
Proyek perluasan memakan waktu tiga tahap. Tahap pertama,
adalah perluasan dari Gerbang Al-Safa ke Al-Fatah. Tahap kedua adalah perluasan
dari Gerbang Gerbang Al-Fatah ke Gerbang Al-Umrah. Tahap ketiga adalah
perluasan dari Gerbang Raja Fahd ke Al-Safa.
Juli lalu, proyek tersebut akhirnya masuk ke tahap terakhir.
Namun, karena bersamaan dengan musim haji, proyek terpaksa dihentikan terlebih
dahulu. Sayangnya, pemimpin konsorsium proyek Bin Ladin Group memilih tak
membongkar alat-alat berat yang ada.
Menurut Telegraph, terdapat sekitar 15 crane di sekitar
Masjidil Haram saat insiden tersebut terjadi.
Pemerintah Arab Saudi melakukan perluasan pelataran sebelah
utara Masjidil Haram hingga 400 ribu meter dengan menghabiskan biaya USD21
miliar atau Rp. 191 triliun. (Antarafoto)
Pihak berwenang Arab Saudi menjatuhkan sanksi kepada
kelompok usaha konstruksi Bin Laden, akibat kecelakaan ini. "Komisi
Investigasi Kecelakaan memutuskan bahwa perusahaan itu tidak mengindahkan
norma-norma keselamatan," tulis SPA.
Media setempat melaporkan, perusahaan Bin Laden untuk
sementara akan dilarang beroperasi dan pemerintah mengambil alih pekerjaan.
Sanksi ini berlaku hingga keseluruhan proses hukum terhadap kecelakaan ini
selesai dan penyelesaian hukum dalam kasus musibah Mekah rampung.
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud juga mengumumkan
setiap keluarga korban tewas dan cacat permanen dalam musibah Mekah pada 11
September, akan menerima santunan 1 juta riyal (sekitar $ 260.000) atau
berkisar Rp 3,8 miliar.
Korban luka akibat terimpa crane jatuh, akan menerima 500
ribu riyal (sekitar $ 130.000) atau berkisar Rp 1,9 miliar.
Di balik alasan membludaknya jemaah haji, banyak yang
mempertanyakan benarkah situs suci itu harus diperluas. Sejumlah pemerhati
situs suci ini sebagian membenarkan alasan itu. Namun, sebagian besar dari
mereka menyesali dan mengutuk proyek tersebut.
"Pemerintah Arab Saudi buat banyak alasan ini dan itu
yang katanya perluasan. Namun, nyatanya mereka justru merusak apapun di Mekah
yang berhubungan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW," terang Irfan
al-Alawi lagi, kepada The Guardian.
"Mereka telah membuldozer rumah istri Nabi, rumah cucu
dan pengikutnya. Sekarang pembangunan mulai merambah tempat lahirnya. Buat apa?
Buat hotel berbintang 7!" ketus pemimpin organisasi yang berbasis di
London itu.
Rumah Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW kini sebagai pusat
toilet umum dengan jumlah 1.400 WC. Wilayah sekitarnya dipersiapkan untuk
parkiran bawah tanah dan perluasan jalan umum.
Proyek perluasan Masjidil Haram sendiri dilengkapi dengan
berbagai proyek pendukung lain. Total pembesaran wilayah haji di Mekah sendiri
diperkirakan mencapai 1,47 juta meter persegi. Mulai dari jembatan layang,
lorong darurat, sampai saluran pembuangan air dibangun dengan panjang ribuan
meter. Belum lagi, 4.524 pengeras suara dan 6.635 kamera yang terpasang di
segala penjuru.
Di antara semua pembangunan itu, proyek Hotel Abraj Kudai
menyedot perhatian paling besar. Bangunan yang dirancang dengan ketinggian 600
meter atau 45 lantai dan kapasitas 10 ribu kamar itu menghabiskan SAR 13 miliar
atau sekitar Rp 49 triliun. Hotel mewah ini tadinya adalah rumah khalifah
pertama, Abu Bakar Sidiq.
Bangunan tersebut nanti akan terdiri dari 12 menara yang
menyimpan berbagai fasilitas. Mulai 70 restoran, lahan parkir bus, hingga,
pusat perbelanjaan. Termasuk pendaratan helikopter.
"Bekas-bekas jejak sejarah jaman Rasulullah sudah tidak
ada. Tempat di mana Nabi Muhammad dilahirkan juga sudah hilang. Habis semua
sudah. Kalau dilihat dari sudut pandang arkeologi, Nabi Muhammad seolah-olah
tidak pernah ada. Kenapa? Karena jejak arkeologinya sudah tidak ada,"
tutup al-Alawi