Setya Novanto Jadi Ketua Fraksi Golkar di DPR RI
Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Bambang
Soesatyo tak menampik penunjukan Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR bisa menimbulkan gejolak. Namun, menurut dia, penunjukan Novanto ini
merupakan hak prerogatif dan keputusan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal
Bakrie.
"Saya yakin tentu ketua umum telah mempertimbangkan
keputusannya itu. Termasuk dampak negatif dan potensi gejolak yang bakal
merebak di internal partai Golkar," kata Bambang dalam keterangan
tertulisnya, Sabtu (19/12/2015).
Setya Novanto ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR
menggantikan Ade Komarudin setelah dia mundur dari Ketua DPR, karena terjerat
kasus pencatutan nama Presiden dan permintaan saham Freeport.
Sebanyak 10 anggota Mahkamah Kehormatan Dewan menyatakan
Novanto terbukti melanggar kode etik kategori sedang, sementara 7 anggota,
termasuk tiga dari Golkar, menyatakan Novanto melanggar kode etik kategori
berat. Ade Komarudin sendiri, ditunjuk menjadi Ketua DPR menggantikan Novanto.
"Banyak pihak mempertanyakan mengapa Partai Golkar
tetap memberikan posisi penting bagi Setya Novanto di DPR padahal yg
bersangkutan baru saja terkena sanksi pelanggaran kode etik dari MKD,"
sebut Bambang.
Namun, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR ini juga
mengaku tak tahu apa alasan Aburizal menunjuk Novanto. Sebab, dalam rapat
pengurus harian terbatas DPP Partai Golkar yang dihadiri para wakil ketua umum,
ketua harian dan bendahara umum, semuanya sepakat untuk menyerahkan keputusan
pada Aburizal.
Aburizal pun langsung memutuskan pertukaran posisi antara
Ade Komarudin dan Setya Novanto. "Jadi, kalau ditanya alasannya, ya hanya
ketua umum yang tahu," ucap Bambang.