News Update :
Home » » Saksi Jatuhnya Pesawat Air Asia QZ8501

Saksi Jatuhnya Pesawat Air Asia QZ8501

Penulis : Kwanyar News on Tuesday, January 6, 2015 | 1:31 AM


Cerita Saksi Tentang Jatuhnya Air Asia QZ8501


Berita Jatunya Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 di daerah kalimantan pada hari Minggu pekan lalu menutup tahun 2014 dengan berita duka, dimana sampai dengan hari ini sudah ditemukan sebanyak 34 jenazah penumpang yang berhasil di evakuasi oleh tim SAR.

Bagaimana cerita saksi kunci detik detik sebelum jatuhnya pesawat dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura yang mengangkut lebih dari 150 penumpang tersebut, berikut ini cerita selengkapnya.

Pagi itu, Minggu (28/12), Efendi (56) tengah asyik membetulkan atap kandang ayam. Mendadak konsentrasinya teralihkan ketika melihat sebuah objek melintas di langit. Pemandangan itu agak ganjil. Pesawat terbang miring dari arah selatan, lalu dengan tiba-tiba belok ke arah timur.

Warga Dusun Kubu, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, itu sontak menghentikan pekerjaannya. “Waktu itu hujan dan cuaca buruk, perkiraan saya sekitar pukul 06.30 WIB. Pesawat itu terlihat miring dan hilang kendali, lalu berbelok ke arah laut,” kata Efendi di kampung nelayan Dusun Kubu, Minggu (4/1).

Di tempat terpisah, Tanjung Pandan, Sudarso (33) melihat kejadian serupa. Saat itu ia urung melaut lebih jauh karena turun hujan lebat. Sudarso baru saja mengangkat jaring di atas perahunya ketika melihat pesawat terbang rendah dari arah tenggara.

“Moncongnya putih, badan pesawat serba merah. Pesawat itu terlihat belok ke kiri ke arah laut, sebelum akhirnya ditelan kabut,” ujar Sudarso.

Sementara di sekitar pantai yang letaknya tak jauh dari Sungai Buluh Kecil, Rahmat mendadak merasakan getaran hebat dan debuman keras. Perahu miliknya ikut bergetar. Nelayan itu pun bingung.

“Saya bisa membedakan amukan ombak dan getaran yang tidak biasa. Ketika itu terdengar suara yang menyerupai ledakan. Ibarat ember berisi air yang dijatuhkan ke dalam sumur: bum!” ujar Rahmat.

Usai debuman keras, kabut tebal dari tengah laut tiba-tiba datang menghampiri Rahmat yang berada di bibir pantai. “Itu bukan asap. Saat itu cuaca memang sedang buruk. Saya pun memilih bermalam di Sungai Buluh,” kata dia.

Keesokan harinya, Senin (29/12), Rahmat baru pulang ke rumahnya di Dusun Kubu. Lewat televisi di rumahnya itulah dia mengetahui berita pesawat AirAsia QZ8501 telah kehilangan kontak.

Kabar pun beredar bahwa Rahmat mendengar suara debuman. Lurah Kumai, Said Syamsudin Noor, lantas mengabarkan kesaksian Rahmat kepada aparat militer yang diperbantukan untuk melakukan pencarian QZ8501.

Efendi dan Sudarso pun kemudian turut dimintai kesaksian. Rahmat lantas dibawa ke Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, untuk menunjukkan arah lokasi dari kesaksiannya, Selasa (30/12).

“Suara debuman itu berjarak sekitar dua jam dari perahu saya berada saat itu. Saya ingin membuktikan bahwa kesaksian saya bukan omong kosong. Terbukti, setelah saya tunjukkan lokasi dugaan, sebuah koper dan satu jenazah ditemukan,” ujar Rahmat.

Menginjak hari kedelapan pencarian korban AirAsia QZ8501, total 34 jenazah telah ditemukan. Nelayan lokal seperti Rahmat, Efendi, dan Sudarso yang mengetahui baik perairan di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, ikut dikerahkan dalam pencarian.
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. KWANYAR NEWS . All Rights Reserved.
Design Template by Kwanyar News | Support by creating website | Powered by Blogger