Muhammad Ali Saya Juga Seorang Muslim Warga Amerika Serikat
Pernyataan kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang meminta pelarangan muslim masuk ke AS, ditentang banyak pihak.
Salah satunya petinju legendaris, Muhammad Ali.
Ali merilis pernyataan merespons niatan Trump pada Rabu 9
Desember 2015.
"Saya seorang muslim. Adalah bukan tindakan yang islami
membunuh orang-orang tak berdosa di Paris, San Bernardino, atau siapa pun di
dunia," kata Ali seperti dikutip dari ABC News, Kamis 10 Desember 2015.
"Muslim sejati tahu bahwa kekerasan sadis yang dilakukan
mereka -- yang mengklaim sebagai jihadis -- bertentangan dengan prinsip hakiki
agama kami (Islam)."
Pria yang terlahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr itu
meminta semua muslim untuk mengambil sikap terhadap mereka yang menggunakan
Islam untuk mengejar kepentingan pribadi.
"Saya yakin, para pemimpin politik seharusnya
menggunakan posisi mereka untuk mendorong pemahaman yang lebih baik tentang
Islam dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan para pembunuh (teroris) itu
telah menyesatkan persepsi tentang Islam. Bukannya mengeluarkan pernyataan
menyinggung SARA seperti yang dilontarkan Trump." katanya.
Sementara itu, Donald Trump bersikukuh mempertahankan
pendapatnya, untuk melarang muslim masuk ke AS, kecuali mereka yang sudah jadi
warga negara Amerika Serikat.
"Itu tak ada kaitannya dengan agama, tapi soal
keamanan," kata dia.
"Jika seorang warga negara yang beragama Islam pergi ke
luar negeri dan kembali, itu dibolehkan. Mereka adalah warga negara.
Beda," kata Trump.
Tak hanya Gedung Putih, Pentagon, tokoh muslim, serta tokoh
lintas agama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menentang
pernyataan Trump.
Kurang dari 24 jam setelah Trump mengumumkan kunjungannya ke
Yerusalem, PM Israel menyatakan 'menolak' ajakan pengusaha nyentrik itu untuk
melarang muslim masuk AS.