Para Guru Sangat Berduka Untuk Kepergian Angeline
Raung tangisan memecah sore di Jalan Sedap Malam, Sanur,
Bali. Sejumlah guru SDN 12 Sanur terperanjat mengetahui bocah asuhannya itu
sudah tidak bernyawa, terkubur memeluk boneka Korea Angeline di halaman belakang rumah
ibu angkatnya, Margaretha Magawe.
Padahal, mereka berharap Angeline bisa kembali bersekolah
dan menikmati hidup.
Selasa 9 Juni 2015, para guru ini menggelar ritual
sembahyang bersama di pura depan rumah Angeline. Wali kelas Angeline, Putu Sri
Wijayanti, mengaku mendengar suara lirih khas Angeline memanggil,
"Maaaa..." Suara itu pun didengar oleh guru-guru yang lain.
Saat itu, mereka juga melihat gundukan tanah yang
mencurigakan. Gundukan tersebut ditutupi kotoran ayam dan terletak di halaman
belakang rumah. Kejanggalan ini pun dilaporkan pada polisi.
Berbekal laporan guru, polisi yang sebelumnya tidak
diperbolehkan menggeledah rumah Margaretha, kembali ke sana. Polisi akhirnya
mencium bau yang tidak sedap dari gundukan di samping kandang ayam tersebut.
"Setelah dicium bau busuk yang menyengat dan setelah
digali setengah meter, menemukan ada bungkusan dengan kain, di dalamnya ada
jenazah manusia," kata Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Ronny Franky
Sompie di lokasi kejadian, Rabu (10/6/2015).
Jenazah siswa kelas 2 tersebut dikubur di antara pohon
pisang di dekat kandang ayam. Polisi kemudian membawanya ke Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, untuk diautopsi.