Harga BBM Premium dan Solar Di Bulan April 2016
Harga BBM Premium Bulan April 2016 dan kemungkinan besar
akan turun pada April 2016. Mungkinkah harganya bisa di level Rp 5000 per
liter? Menteri ESDM Sudirman Said belum membocorkan hal tersebut. Namun ada
kepastian pengumuman haga baru BBM premium dan solar terjadi pada akhir bulan
Maret ini dan efektif berlaku mulai April.
Sebelumnya pasca rapat tertutup Komisi VIII DPR dan PT
Pertamina (Persero), isu harga BBM premium bakal turun, sangat menguat. Wakil
Ketua Komisi VII DPR, Mulyadi bahkan memperkirakan, premium bisa dijual jauh
lebih murah daripada ang saat ini ada d pasaran, Rp 7050 per liter.
Dikutip oleh Kompas pada Kamis (3/3) lalu, Mylyadi menyebut,
“Disampaikan oleh Pak (Ahmad) Bambang Direktur Pemasaran (Pertamina) kalau
rumusnya sudah ada … Kalau mengacu kepada rumus dengan formulanya, yang
ditanyakan tadi (saat rapat) itu ya sekitar Rp 4.800 per liter.”
Sementara itu Menteri ESDM Sudirman Said dikutip CNN
Indonesia hanya mengisyaratkan jika harga BBM bersubsidi (premium dan solar)
memang akan berubah. Sudirman menyebut, “Akhir bulan nanti (Maret 2016) kita
akan mengeluarkan harga baru jenis Premium dan Solar.”
Pengumuman harga baru premium dan solar bukanlah hal aneh.
Pasalnya, pemerintah memang selalu melakukan perubahan harga setiap tiga bulan
sekali. Terakhir kali perubahan harga BBM bersubsidi terjadi pada Januari 2016.
Disampaikan oleh Sudirman, penetapan perubahan harga BBM
bersubsidi setelah tiga bulan, bukan tanpa alasan. Hal itu dilakukan untuk
menjaga stabilitas ekonomi. Juga, mempermudah pengusaha dan perusahaan membuat
perencanaan.
Dikutip dari CNN Indonesia, Sudirman menyatakan “Kami tidak
ingin (harga BBM bersubsidi) naik turun lebih sering, karena kasihan
pengusahanya nanti.”
Terkait tudingan bahwa Harga BBM bersubsidi yang dikelurkan
Pertamina lebih tinggi dari harga pasar, Sudirman Said menegaskan memang
demikian ketentuannya. Ia menjelaskan, “Dulu ingat tidak waktu Pertamina
menjual (BBM) lebih rendah di bawah harga ekonomi? Itu ada selisih negatif.
Nanti kalau harganya (lebih) tinggi sedikit, akan dikompensasi. Yang penting
Pertamina mencatat plus minusnya dan kita akan tetap (melakukan) review tiap
bulan sekali.”