Alun-Alun Bandung Pakai Rumput Sintetis dan Farhat Abbas Bercuap
Alun-Alun kota Bandung ditutup dengan rumput sintetis. Hal
ini langsung disambut dengan cuitan pengacara sekaligus politisi Farhat Abbas
yang menyebut alun-alun itu ‘nggak Bandung banget’, sembari mengumpamakan,
Gunung Tangkuban Perahu jika ditutup rumput sintetis, bakal berubah nama jadi
Gunung Sintetis.
Cuitan Farhat Abbas tentang alun-alun Bandung yang kini
berwajah beda dimulai pada 24 Desember lalu, dengan mengatakan, “Prihatin
dengan segala pencitraan yang sintetis. Taman disulap hijau dengan rumput
sintetis, menipu kambing yang mencari rumput, mirip lapangan futsal.”
Farhat mengakui jika rumput sintetis membuat alun-alun
Bandung tampak indah. Namun, ia menilai banyak kerugian dengan memakai rumput
‘plastik tersebut’, “Puas di mulut, indah di mata. Rumput yang hijau bikin mata
yang hijau karena duitan. Taman itu pemborosan dan mahal, tidak alami dan tak
ramah lingkungan.”
Sosok kontroversial ini juga mengajak warga Bandung untuk
meminta walikota Ridwan Kamil menggulung ‘karpet rumput di halaman masjid
alun-alun kota Bandung” karena menurutnya “Bandung bukan kota plastik.” Farhat
juga mengajak pengguna twitter berlogika, “Gunung Tangkuban Perahu kalau
dibungkus dengan rumput sintetis maka namanya gunung sintetis.”
Ridwan Kamil selaku walikota Bandung menjawab alasan keberadaan rumput sintetis tersebut.
Ketika ditanyai oleh @istmary_lol “Kenapa sintetis? Apa kelebihannya dari
rumput asli kang?”, ia menulis, “Di bawahnya lantai beton. Ada basement 2
lantai. Tahan 10 tahun.”
Disampaikan pula oleh Ridwan Kamil, jika lapangan tersebut
diurug dengan tanah, beban akan berat. Ia juga menuturkan, dana untuk renovasi
taman alun-alun Bandung tersebut berasal dari pihak ketiga.